Sabtu, 16 Juli 2016

Memberi

Memberi

Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan “ diberikan”.

Pengamen Bus
Sudah satu tahun Aku berdomisili dan kuliah disalah satu kampus di Gading Serpong Tangerang/Jakarta. Pada suatu hari Aku di telpon oleh paman Aku yang baru datang dari Papua ke Jakarta dalam rangka perjalanan dinas, Saya disuruh ke Hotel Ibis Tamaharin dekat Jl. Jaksa tempat dimana paman Aku menginap.

Perjalanan dari kota Tangerang ke Jakarta tidak mudah, anggap saja kalau menumpangi agnkut umum/ taksi harus berganti-gantian ankgot. Tepat pada pukul 18:00 Aku keluar dari Asrama tempat dimana  Aku huni di Tangerang. Aku berada di depan jalan raya dan disana Aku langsung dijumpai oleh taksi kuning “taksi penumpang” tujuan islamik.

Setelah Aku tiba di Islmaik “tempat/ terminal bus dimana para penumpang  dari Tangerang tujuan pasar senin Jakarta”, tidak tunggu dalam rentang waktu lama Aku langsung menumpangi salah satu bus yang parker di samping kiri  Aku berdiri. Suasana di dalam angkut umum tentunya berbeda dengan kendaran pribadi milik Anda sendiri

Apakah Saya sedang berada di bus kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. Atau, Saya sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta.Tak peduli bagaimana pendapat Aku tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian Saya. Bukankah, tak seorang pun ingin memburukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini Saya hanya sedang “berlatih” memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan Saya. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

Memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri.Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. Sesudah Aku tiba di Ibish Hotel Aku langsung berjabat tangan dengan paman Aku dan kami saling berpelukan melepas rindu. Benar-benar Saya merasa, rindu Saya telah di obati ketika berpelukan dengan paman Aku.