Memberi
Cobalah
untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan
sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. Mulailah dari uang
receh. Kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk
satu tujuan “ diberikan”.
Pengamen Bus |
Sudah satu
tahun Aku berdomisili dan kuliah disalah satu kampus di Gading Serpong
Tangerang/Jakarta. Pada suatu hari Aku di telpon oleh paman Aku yang baru datang
dari Papua ke Jakarta dalam rangka perjalanan dinas, Saya disuruh ke Hotel Ibis
Tamaharin dekat Jl. Jaksa tempat dimana paman Aku menginap.
Perjalanan
dari kota Tangerang ke Jakarta tidak mudah, anggap saja kalau menumpangi agnkut
umum/ taksi harus berganti-gantian ankgot. Tepat pada pukul 18:00 Aku keluar
dari Asrama tempat dimana Aku huni di
Tangerang. Aku berada di depan jalan raya dan disana Aku langsung dijumpai oleh
taksi kuning “taksi penumpang” tujuan islamik.
Setelah Aku
tiba di Islmaik “tempat/ terminal bus dimana para penumpang dari Tangerang tujuan pasar senin Jakarta”,
tidak tunggu dalam rentang waktu lama Aku langsung menumpangi salah satu bus
yang parker di samping kiri Aku berdiri.
Suasana di dalam angkut umum tentunya berbeda dengan kendaran pribadi milik
Anda sendiri
Apakah Saya
sedang berada di bus kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan
telinga. Atau, Saya sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang
tangan kecil mengetuk meminta-minta.Tak peduli bagaimana pendapat Aku tentang
kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera
berikan satu dua keping pada mereka.
Barangkali
ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian Saya.
Bukankah, tak seorang pun ingin memburukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat,
kali ini Saya hanya sedang “berlatih” memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah
yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui
telapak tangan Saya. Sesuatu itu bernama kasih sayang.
Memberi
tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai
adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang
berpusat pada diri sendiri.Sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda
berikan. Sesudah Aku tiba di Ibish Hotel Aku langsung berjabat tangan dengan
paman Aku dan kami saling berpelukan melepas rindu. Benar-benar Saya merasa, rindu Saya telah di obati ketika berpelukan dengan paman Aku.